2023-11-06 - 2023-11-10
Tanjungpinang
08:00:00

Details

  • Start: 2023-11-06
  • End: 2023-11-10
  • Cost: Free

Organizer

  • Badan Bahasa Kemendikbutristek RI

Pada momen Bulan Bahasa tahun 2023, SMP Islam De Green Camp meraih penghargaan Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka tahun 2023. Setiap tahunnya peserta didik diikutsertakan pada Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) yang diselenggarakan secara gratis bagi pelajar oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek RI.

SERTIFIKAT UKBI

Berhasil Belajar karena Cakap Berbahasa Indonesia

Esai ditulis oleh Fajriah Laili, S.Si., Gr.
Menurut aplikasi KBBI V 0.5.1(51), kata cerdas bermakna sempurna perkembangan akal
budinya untuk mampu berpikir dan mengerti. Dalam konteks satuan pendidikan, mampu
mewujudkan peserta didik yang cerdas merupakan tolok ukur penting keberhasilan. Sasaran
kecerdasan tersebut dicapai melalui serangkaian kegiatan belajar peserta didik. Menariknya,
kecakapan dalam berbahasa menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan belajar peserta
didik. Tentu saja jika kita berbicara tentang kecakapan berbahasa di negeri ini, maksudnya
adalah cakap berbahasa Indonesia.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah merilis Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka pada 29 Januari 2021 lalu. Giat UKBI tersebut membuka
peluang bagi peserta didik di seluruh sekolah untuk bisa berpartisipasi secara daring. Giat
UKBI tersebut sangat memudahkan SMP Islam De Green Camp untuk memperoleh peta
kecakapan peserta didik dalam berbahasa Indonesia. Skor dan predikat hasil UKBI peserta
didik berguna sebagai salah satu input asesmen awal pada tahun pelajaran 2022–2023 serta
2023–2024. Semakin banyak input data pada asesmen awal maka profil kebutuhan belajar
peserta didik akan terpotret dengan lebih baik. Model adaptif yang diusung oleh UKBI juga
telah menginspirasi para guru di sekolah untuk lebih antusias merealisasikan pembelajaran
berdiferensiasi. Dengan demikian, sekolah dapat secara efektif menindaklanjuti ragam
keunikan pendampingan belajar yang perlu diberikan kepada masing-masing peserta didik.

Seorang peserta didik pernah berujar kepada guru pendamping UKBI, “Bu, apakah saya bisa
UKBI ulang?”. Pertanyaan itu disampaikannya sesaat setelah skor dan predikat UKBI tampil
di layar chromebook yang digunakannya. Ia merasa belum puas dengan predikat “unggul”
yang didapatkannya. Ia mengetahui bahwa predikat tertinggi adalah “istimewa”, sehingga ia
termotivasi untuk meraih pencapaian terbaik. Berdasarkan studi kasus tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa UKBI Adaptif Merdeka berpotensi menimbulkan persepsi asyik seperti
online game dan menstimulus situasi kompetisi yang positif. Dalam hal ini, ia cerdas karena
kecakapannya dalam bahasa Indonesia.

Giat UKBI di SMP Islam De Green Camp sudah terlaksana sepanjang dua tahun lebih, yaitu
pada paruh tahun 2021, lalu tahun 2022 dan 2023. Rancangan idealnya UKBI dilaksanakan
bersamaan dengan program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta didik Kelas
VII (tujuh). Seluruh sesi UKBI dilaksanakan di sekolah. Sebanyak 120 dari 121 peserta didik telah mengikuti UKBI per tanggal 12 September 2023. Pencapaian tersebut
tentu saja tidak luput dari dukungan luar biasa Kantor Bahasa Kepulauan Riau dan Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang. Tim UKBI
Kantor Bahasa Kepri memfasilitasi giat UKBI mulai dari sosialisasi, pendaftaran, hingga
pendampingan pelaksanaan. Beberapa peserta didik yang sempat mengalami kendala login
karena lupa surel dan password berhasil dibantu secara teknis oleh Tim UKBI untuk dapat
mengakses kembali akunnya.

Selanjutnya, Guru di SMP Islam De Green Camp mengolah data skor dan predikat hasil UKBI
peserta didik untuk mendapatkan predikat rata-rata rombongan belajar (rombel) sebagai salah
satu langkah pemanfaatan hasil UKBI Adaptif Merdeka. Skor dan predikat rata-rata rombel
diolah dengan tanpa menyertakan hasil UKBI peserta didik berkebutuhan khusus agar tidak
terjadi bias data. Lima dari enam rombel memiliki predikat marginal, sedangkan satu lainnya
mencapai predikat semenjana. Predikat UKBI rombel digunakan oleh guru sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Gerakan tersebut kami sepakati untuk diberi nama Sadar
Kosakata. Guru-guru melaksanakan refleksi setiap dua pekan sekali untuk mengukur
dampak dari pelaksanaan Gerakan Sadar Kosakata melalui Komunitas Belajar dalam
Sekolah. Secara sederhana refleksi dilakukan dengan cara saling mengulas lima kalimat
pembuka yang digunakannya di awal penyampaian materi pembelajaran. Kesimpulan “baik”
akan diperoleh apabila kosakata yang digunakan guru sudah sesuai dengan tingkat
kemahiran UKBI rombel.

Berdasarkan praktik baik dari dua orang guru mata pelajaran, Gerakan Sadar Kosakata
berdampak pada peningkatan minat belajar murid. Bahasa yang relatif mudah dipahami
peserta didik ternyata memantik rasa penasaran dan ketertarikan mereka untuk mengajukan
banyak pertanyaan eksploratif kepada guru. Lahirnya minat belajar adalah pintu gerbang bagi
keberhasilan belajar. Jadi, bagi SMP Islam De Green Camp UKBI telah membantu
keberhasilan belajar peserta didik. Melalui UKBI, kemahiran berbahasa peserta didik akan
terbantu meningkat secara bertahap, lalu hal itu menjadi motor kecerdasan generasi muda Indonesia.*